Mufidah adalah seorang ibu rumah
tangga berwajah cantik yang berkulit putih bersih baru berusia 31 tahun.
Selama 6 tahun perkawinannya dengan mas Syamsul, wanita ini telah
dikaruniai dua anak yang masing-masing berusia 3 tahun dan 5 tahun.
Selain kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, wanita yang selalu
mengenakan jilbab ini juga cukup aktif di partai, demikian juga
suaminya. Jilbab lebar serta jubah panjang serta kaus kaki sebagai
cirinya ada padanya apabila dia keluar rumah atau bertemu laki-laki yang
bukan mahromnya, sehingga mengesankan kealiman Mufidah.
Sore
ini, ibu muda yang alim ini kedatangan tamu seorang laki-laki yang
dikenalnya sebagai rekan sekantor suaminya, sehingga terpaksa dia harus
mengenakan jilbab lebarnya serta kaus kaki menutupi kakinya untuk
menemuinya, karena kebetulan suaminya sedang rapat di kantor dan baru
akan kembali selepas maghrib. Dengan jilbab putih yang lebar serta jubah
panjang bemotif bunga kecil berwarna biru serta kaus kaki berwarna
krem, Mufidah menemui tamu suaminya itu bernama Hendri. Seorang
laki-laki yang kerap bertamu ke rumahnya. Wajahnya tidak tampan namun
tubuhnya terlihat tegap dan atletis. Usianya lebih muda dari suaminya
ataupun dirinya hingga suaminya ataupun dia sendiri memanggilnya dengan
sebutan dik Hendri.
Sebetulnya Mufidah kurang menyukai
laki-laki bernama Hendri itu, karena matanya yang jalang kalau
melihatnya seakan hendak menelannya bulat-bulat sehingga dia lebih suka
menghindar jika Hendri datang bertamu. Namun kali ini, Mufidah harus
menemuinya karena Hendri ini adalah rekan suaminya, terpaksa Mufidah
bersikap ramah kepadanya. Memang tidak mungkin untuk menyuruh Hendri
kembali, ketika suaminya tidak ada di rumah seperti ini karena jauhnya
rumah tamu suaminya ini.
Akhirnya Mufidah mempersilahkan Hendri
menunggu di ruang tamu sedangkan dia pergi ke dapur membuatkan minum
untuk tamunya tersebut. Sore ini, suasana rumah Mufidah memang sangat
sepi. Selain suaminya yang tidak ada di rumah, kedua anaknya pun sedang
ngaji dan baru pulang menjelang maghrib nanti. Di dapur, Mufidah tengah
menyiapkan minuman dan makanan kecil buat tamu suaminya yang tengah
menunggu di ruang tamu. Tangan ibu muda ini tengah mengaduk gelas untuk
minuman tamu suaminya ketika tanpa disadarinya, laki-laki tamu suaminya
yang semula menunggu di ruang tamu tersebut menyelinap ke dapur menyusul
Mufidah. Mufidah terpekik kaget, ketika dirasakannya tiba-tiba seorang
lelaki memeluknya dari belakang. Wanita berjilbab lebar ini sangat kaget
ketika menyadari yang memeluknya adalah Hendri tamu suaminya yang
tengah dibikinkan minuman olehnya. Mufidah berupaya meronta namun
tiba-tiba sebilah belati telah menempel di pipi wanita yang halus ini.
Kemudian lelaki itu langsung mendekatkan mulutnya ke telinga Mufidah.
“Maaf, Mbak Mufidah. Mbak Mufidah begitu
cantik dan menggairahkan, aku harap Mbak jangan melawan atau berteriak
atau belati ini akan merusak wajah ayu yang cantik ini”. desis Hendri
membuat Mufidah tak berkutik.
Kilatan belati yang dibawa Hendri membuat
wajah wanita berjilbab ini pucat pasi. Seumur hidupnya, baru kali ini
Mufidah melihat pisau belati yang terlihat sangat tajam sehingga membuat
wanita ini lemas ketakutan. Tubuh ibu muda berjilbab yang alim ini
mengejang ketika dia merasakan kedua tangan Hendri itu menyusup ke balik
jilbab lebarnya meremas-remas lembut kedua payudaranya yang tertutup
jubah dan?.. Lantas salah satu tangan Hendri lalu turun ke arah
selangkangannya, meremas-remas kemaluannya dari luar jubah yang
dipakainya.
“Jangaan.. dik Hendrii..”desah Mufidah dengan gemetaran.
Namun laki-laki ini tak perduli, kedua
tangannya kian bernafsu meremas-remas buah dada serta selangkangan
wanita alim berusia 31 tahun ini. Mufidah menggeliat-geliat menerima
remasan laki-laki yang bukan suaminya ini dalam posisi membelakangi
laki-laki itu.
“Jangaan.. dik Hendrii…. sebentar lagi anak-anakku pulang..” desah Mufidah masih dengan wajah ketakutan dan gelisah.
Hendri terpengaruh dengan kata-kata
Mufidah, diliriknya jam dinding yang terdapat pada dapur tersebut dan
memang selama sering bertamu di rumah ini Hendri mengetahui tak lama
lagi kedua anak wanita yang tengah diperkosanya itu pulang dari ngaji.
Laki-laki ini mengumpat pelan sebelum kemudian, Hendri berlutut di
belakang Mufidah. Mufidah menggigil dengan tubuh mengejang ketika
kemudian wanita kader ini merasakan tangan lelaki tamu suaminya itu
merogoh lewat bagian bawah jubahnya, lalu menarik turun sekaligus rok
dalam dan celana dalamnya. Lantas tanpa diduganya, Hendri menyingkap
bagian bawah jubah birunya ke atas sampai ke pinggang.
Ibu muda berjilbab lebar ini terpekik
dengan wajah yang merah padam ketika menyadari bagian bawah tubuhnya
kini telanjang. Sementara Hendri justru merasa takjub melihat istri
rekan sekantornya ini dalam keadaan telanjang bagian bawah tubuhnya
begitu menggairahkan. Sungguh, laki-laki ini tidak pernah menyangka
kalau sore ini akan melihat tubuh istri Mas Syamsul yang selalu
dilihatnya dalam keadaan berpakaian rapat kini ditelanjanginya.
Pertama kali Hendri melihat Mufidah,
laki-laki ini memang sudah tergetar dengan kecantikan wajah wanita
berkulit putih keturunan ningrat ini walaupun sebenarnya Hendri juga
sudah beristri, tapi apabila dibandingkan dengan Mufidah wajah istrinya
nggak ada apa-apanya. Namun wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup
dengan jilbab yang lebar membuatnya segan juga karena Mufidah adalah
istri temannya. Tetapi seringkalinya mereka bertemu membuat Hendri
semakin terpikat dengan kecantikan istri mas Syamsul ini, bahkan
walaupun Mufidah memakai pakaian jubah panjang dan jilbab yang lebar,
Hendri dapat membayangkan kesintalan tubuh wanita ini melalui tonjolan
kemontokan buah dadanya dan pantatnya yang bulat indah bahenol. Muka
Mufidah merah padam ketika diliriknya, mata Hendri masih melotot melihat
tubuh Mufidah yang setengah telanjang.
Celana dalam dan rok dalam yang dipakai
wanita berjilbab ini kini teronggok di bawah kakinya setelah ditarik
turun oleh Hendri, sehingga wanita alim ini tidak lagi memakai celana
dalam. Bentuk pinggul dan pantat wanita alim yang sintal ini sangat
jelas terlihat oleh Hendri. Belahan pantat Mufidah yang telanjang
terlihat sangat bulat, padat serta putih mulus tak bercacat membuat
birahi laki-laki yang telah menggelegak sedari tadi kian menggelegak.
Diantara belahan pantat Mufida terlihat kemaluan wanita istri rekannya
yang sangat menggiurkan.
“Mbak Mufidah.. Kakimu direnggangkan
dong. Aku ingin melihat memekmu…” kata Hendri masih sambil jongkok
seraya menahan birahinya karena melihat bagian kehormatan istri rekannya
yang cantik ini.
Wanita itu menyerah total, ia
merenggangkan kakinya. Dari bawah, lelaki itu menyaksikan pemandangan
indah menakjubkan. Di pangkal paha wanita berjilbab ini tumbuh rambut
kemaluannya, meski tak lebat namun terlihat rapi. Hendri kagum melihat
kemaluan Mufidah yang begitu montok dan indah, beda sekali dengan
kemaluan istrinya.
“Jangaan.. diik.. hentikaaan… anak-anakku sebentar lagi pulang” pinta Mufidah dengan suara bergetar menahan malu.
Namun Hendri seolah tak mendengarnya
justru tangan lelaki itu menguakkan bongkahan pantat istri Mufidah dan
lidahnya mulai menyentuh anusnya. Mufidah menggeliat, tubuh ibu muda
berjilbab ini mengejang ketika ia merasakan lidah lelaki itu menyusuri
belahan pantatnya lantas menyusuri celah di pangkal pahanya.
“Oh dik jajajangan?”.
Dengan bernafsu Hendri menguakkan bibir
kemaluan Mufidah yang berwarna merah jambu dan lembab. Tubuh wanita ini
mengejang lebih hebat lagi saat lidah lelaki itu menyeruak ke liang
vaginanya. Tubuhnya bergetar ketika lidah itu menyapu klitorisnya.
Semakin lama wanita berjilbab berusia 31 tahun ini tak kuasa menahan
erangannya.
“Oh yeah? Aaaagggh!”, ketika bibir lelaki itu mengatup dan menyedot-nyedot klitorisnya.
Dan menit-menit selanjutnya Mufidah
semakin mengerang berkelojotan oleh kenikmatan birahi ketika Hendri
seakan mengunyah-ngunyah kemaluannya. Seumur hidupnya, Mufidah belum
pernah diperlakukan seperti ini walaupun oleh mas Syamsul suaminya.
“Hmmm…, memekmu enak?. Mbak Mufidah….”
kata Hendrii sambil berdiri setelah puas menyantap kemaluan istri
rekannya ini, dan tangan kirinya terus mengucek-ngucek kelamin Mufidah
sambil berbisik ke telinga ibu muda itu?.
“Mbak saya entotin ya, saya mau mbak merasakan hangatnya penisku”
“Aihhhh… eungghhhh…. jangan.. ampun”
Mufidah mengerang dengan mata mendelik, ketika sesuatu yang besar,
panjang dan panas mulai menusuk kemaluannya melalui belakang.
Tubuh wanita berjilbab berdarah ningrat
itu mengejang antara rasa marah bercampur nikmat Mufidah meronta lemah
disertai desahannya. Dengan buas Hendri menghujamkan batang penisnya.
“Mmmfff.. oh oh. enak juga ngentot sama
Mbak?.” tanpa melepas bajunya ibu muda itu, Hendri menyetubuhi isteri
sahabatnya dari arah belakang, Hendri sambil menggerakkan pinggangnya
maju mundur dengan napas terengah-engah menghentakan penis besarnya.
Mufidah dapat merasakan penis Hendri yang
kini tengah menusuk-nusuk liang kemaluannya, jauh lebih besar dan
panjang dibanding penis suaminya. Tangan kiri lelaki itu membekap
pangkal paha Mufidah, lalu jari tengahnya mulai menekan klitoris ibu
muda berjilbab itu lantas dipilinnya dengan lembut, membuat wanita kader
salah satu partai yang alim ini menggigit bibirnya disertai desahan
nikmatnya. Mufidah tak kuasa menahan sensasi yang menekan dari dasar
kesadarannya. Wanita berjilbab lebar ini mulai mendesah nikmat, apalagi
tangan kanan lelaki itu kini menyusup ke balik jubahnya, lalu
memilin-milin puting susunya yang peka…
“Ayo Mbak Mufidah…. ahhhh… jangan bohongi
dirimu sendiri… nikmati… ahh…. nikmati saja….” Hendri terus memaju
mundurkan penisnya yang terjepit vagina ibu muda yang alim ini.
Mufidah menggeleng-gelengkan kepalanya,
mencoba melawan terpaan kenikmatan di tengah tekanan rasa malu. Tapi ia
tak mampu. Mufidah mendesah nikmat dan tanpa sadar ia meracau…
“Oh besar sekali punyamu dik hendri, sakiiiit… Oooh ampuuun yeah ampuuun dik”.
Hendri dengan gencar mengocok penisnya didalam vagina yang mulai basah sambil berbisik pada ibu muda itu.
“Mana yang enak kontolku dengan punya mas Syamsul mbak?”, Mufidah mulai meracau kembali seraya mengerang.
“Oooooh enak punyamu dik, besar dan
panjang aduh dik ngilu oh mmmf Aaaagghh..” dan akhirnya wanita cantik
ini menjerit kecil saat ia meraih puncak kenikmatan, sesuatu yang baru
pertama kali ditemuinya walaupun 6 tahun dia telah menjalani pernikahan
dengan mas Syamsul belum pernah Mufidah mendapatkan orgasme sedahsyat
ini.
Tubuh Mufidah langsung lunglai, tapi
lelaki di belakangnya selangkah lagi akan sampai ke puncak. Hendri masih
terus mengaduk vaginanya dengan kecepatan penuh. Lalu, dengan geraman
panjang Hendri menusukkan penisnya sejauh mungkin ke dalam kemaluan ibu
muda berjilbab ini. Kedua tangannya mencengkeram payudara Mufidah yang
padat dan montok dengan kuat diremasnya. Mufidah yang masih dibuai
gelombang kenikmatan, kembali merasakan sensasi aneh saat bagian dalam
vaginanya disembur cairan hangat mani dari penis Hendri yang terasa
banyak membanjiri liangnya. Mufidah kembali merintih mirip suara anak
kucing, saat dengan perlahan Hendri menarik keluar penisnya yang
lunglai.
Begitu gelombang kenikmatan berlalu,
kesadaran kembali memenuhi ruang pikiran wanita ini. Mufidah tersadar
dan terisak dengan tangan bertumpu pada meja dapur.
“Sudah, Mbak Mufidah nggak usah nangis!
Toh mbak Mufidah ikut menikmati juga, jangan ceritakan pada siapa-siapa
kalau tidak mau nama baik suamimu tercemar dengan perselingkuhan kita!!”
kata-kata Hendri dengan nada tekanan keras sambil membenahi celananya.
Mufidah diam saja, harga dirinya sebagai
seorang istri dan wanita hancur. Wanita itu baru merapikan pakaiannya
yang awut-awutan ketika, dilihatnya Hendri telah pergi dari dapur dan
beberapa saat kemudian tanpa berpamitan, terdengar suara mobil Hendri
berlalu meninggalkan halaman rumahnya. Mufida terisak menyesali nasib
yang menimpanya,
Namun dia juga merasa malu betapa dia
ikut menikmati juga ketika tamu suaminya itu menyetubuhinya sambil
berdiri dari arah belakang tubuhnya dengan posisi menungging, Mufidah
belum pernah melakukan hubungan intim bersama suaminya dengan posisi
demikian itu, namun segera air mata yang menghiasi wajahnya buru-buru
dihapusnya saat didengar suara kedua anaknya pulang.
Dan sejak peristiwa perkosaan itu, ketika ia melakukan hubungan
kelamin dengan suaminya Mufidah sudah tak bisa merasakan nikmat lagi
saat ia melayani suaminya. Mufidah merasakan penis suaminya tidak ada
apa-apanya bila dibandingkan dengan punya Hendri yang besar panjang, dan
bayangan saat ia diperkosa oleh Hendri membuat dirinya menuntut sesuatu
yang dapat memberikan gelombang kenikmatan. Ia ingin suaminya bisa
seperkasa Hendri yang bisa melambungkan sukmanya saat mencapai puncak
kenikmatan. Rasa menyesal saat diperkosa dan gejolak syahwat berkecamuk
dalam batinnya membuat ibu muda itu merindukan kejantanan milik lelaki
seperti Hendri, namun semuanya ia pendam sendiri seolah-olah tidak ada
kejadian apa-apa bila berada didepan suaminya.
Dua minggu setelah peristiwa itu Mufidah menerima telepon dari Hendri saat suaminya keluar kota.
“Halo mbak! Mas Syamsul pergi ke Semarang ya? Saya mau bertamu ke rumah bolehkan?”
“Brengsek kamu dik Hendri!” jawab Mufidah.
“Lho koq mbak marah. Mbak menikmati juga kejantananku saat itu.”
Lalu Mufidah memutuskan hubungan telepon, dengan tubuh gemetar dan perasaan tak menentu ia masuk ke dalam kamar, ia khawatir Hendri pasti akan datang bertamu siang ini disaat anak-anaknya berada disekolah dan suaminya tak ada dirumah. Hatinya berkecamuk antara menerima kunjungan Hendri atau tidak, namun gejolak nafsunya menuntut sesuatu yang tak pernah didapatkan dari suaminya. Tiba-tiba ketukkan pintu terdengar olehnya dan dengan gugup ia keluar dari kamar, langkahnya sedikit gemetar saat menuju pintu rumah.
Ketika ia membuka pintu tampak seringai Hendri dengan sorot mata penuh nafsu saat menatap dirinya. Tanpa basa basi lagi Hendri langsung mengunci pintu rumahnya, dan Hendri telah mempunyai rencana agar isteri sahabatnya yang cantik ini akan selalu ketagihan dengan batang kejantanannya, dan Hendri akan menunjukkan bagaimana memberikan kepuasan dalam permainan seks pada isteri sahabatnya. Saat Hendri mendekati tubuh wanita cantik ini kian gemetar dan dengan buasnya Hendri menciumi leher jenjang isteri sahabatnya, tubuh ibu muda itu mengejang ketika dengan sedikit kasar Hendri meremas-remas pantatnya dan kekasaran itu membuat gejolak nafsu Mufidah menggelegak hingga lupa akan segala-galanya. Matanya terbelalak saat dengan cepatnya Hendri sudah dalam keadaan telanjang dihadapannya, penisnya yang besar panjang mulai membesar. Dan dengan kasar Hendri melucuti pakaian Mufidah hingga keduanya sama-sama telanjang yang tinggal hanya jilbabnya yang belum terlepas, karena Hendri akan lebih bergairah jika isteri sahabatnya saat digarap masih memakai jilbab. Kemudian Hendri mendudukkan ibu muda itu di sofa, lalu disorongkan penisnya ke wajah Mufidah dan digesekan ke hidung perempuan itu.
“Ayo mbak cium dan jilati ini penis yang pernah memberikan kenikmatan ayo ayo!.”
Saat itu Mufidah serasa akan muntah karena ia belum pernah mencium penis Hendri sedang penis suaminya belum pernah Mufidah menjilatinya, dan ini penis orang lain. Namun kali ini ia dengan terpaksa melakukan itu.
“Pegang ya mbak, dan gesek-gesek dipipi, nah begitu cium mbak terus-terus cium.”
Aroma batang penis itu mulai merangsang Mufidah dan tanpa sadar ia mulai menjilati penis Hendri dengan nafsu yang menggelegak dan ia merasakan sensasi baru memacu gairahnya, ia mulai merasakan penis itu kian membesar dalam mulutnya hingga mulutnya tak sanggup lagi untuk mengulum batang penis lelaki itu. Mufidah sudah bukan Mufidah yang dulu lagi sejak ia mengenal batang penis lelaki yang besar panjang.
“Mmmmfff… mmmf”
“Oh oh yeah enak juga ngentot mulut mbak, ternyata mbak suka isep kontol ya?”, dan kata-kata kotor Hendri ditelinganya serasa indah terdengar dan nafsu Mufidah kian membuncah keubun-ubun.
“Dik Hendri puaskanlah mbak.. bawalah mbak masuk ke kamar oh dik cepatan.. setubuhi mbak seperti tempo hari.
“Aaaagggh.. Ouuuh”
Lalu Hendri membopong tubuh molek isteri sahabatnya naik ke ranjang, dan dengan buas Hendri menindihnya, dan ibu muda itu berkelojotan saat mulut Hendri mengulum putting susu yang masih segar dan jari-jari Hendri merogoh liang vaginanya. Mufidah kian mengejang?.
“?Ooooh mmmf ampun Dik Hendri jangan… jangaaan mempermainkan mbak oh yeah mmf… Ayo dik Hendri berilah mbak nikmat kejantananmu aampun…”
“He… heee sabar dong mbak, aku juga suka dengan memek mbak yang sempit ini, aku suka jilatin memekmu, mana yang enak punyaku dengan punya mas Syamsul mbak”
“?Enak punyamu dik.”
“Mana yang besar dan panjang punyaku sama punya mas Syamsul”
“Oh dik tolong dik cepat. Bbbbbesar pppppunya muuu.”
Lalu dengan gemasnya Hendri menggigit kecil payudara indah milik Mufidah seraya batang penis besar itu menerobos masuk keliangnya yang sempit, walau ia sudah melahirkan anak dua namun serasa sempit buat ukuran penis besar Hendri. Mata ibu muda itu terbeliak keatas saat penis besar itu kandas didasar rahimnya dan kenikmatan seperti itu belum pernah ia dapatkan dari suaminya dan sekarang ia dapat merasakan dari penis orang lain selain suaminya, tubuhnya menggeletar hebat ketika dengan irama lambat dan terkadang cepat ayunan batang penis Hendri keluar masuk vaginanya. Kenikmatan demi kenikmatan serasa sampai ke ubun-ubunnya.
“Ooh oh yeh enak eeeeeenak kontol besarmu dik Hendriiiiiiii oh ampun.”
Ia meracau tanpa sadar saking kenikmatan itu mendera dirinya. Mufidah bagaikan kuda betina liar saat dipacu oleh lelaki sahabat suaminya, ia melenguh seperti sapi disembelih karena nikmatnya, ia menangis dan menyesal karena selama ini ia telah tertipu oleh suaminya bahwa kenikmatan itu bisa ia dapatkan asalkan mas Syamsul tahu bagaimana caranya memberikan kepuasan kepadanya, dan ternyata suaminya adalah suami yang tidak mempunyai pengetahuan tentang urusan seks, itu yang membuat ia menangis, serta menyesal, terhina dan marah pada diri sendiri. Maka bagaikan banteng betina yang terluka ia pacu nafsu berahinya yang terpendam selama ini.
“Ayo dik nikmatilah tubuhku, setubuhilah aku sesukamu.”
“Baik mbak yang cantik, kekasih binalku sekarang waktunya nikmatilah rasa kontol besar ini”
“Mmmmmf yeah, oh memek mbak legit rasanya.”
Dan Tubuh Mufidah melengkung saat ia mencapai puncak nirwana.
“Ooooh enak tolooooong ampuuuuuun,” biji mata Mufidah mendelik ia berkelonjotan saat semburan lahar panas Hendri dengan derasnya menyemprot dasar rahimnya, dan batang penis besar itu berkedut-kedut di dinding vaginanya.
Selama 6 tahun perkawinannya dengan mas Syamsul baru ini ia merasakan begitu nikmatnya semburan air mani lelaki hingga tubuhnya bergetar bagai kena aliran listrik ribuan watt dan sukmanya serasa terbang melambung ke awang-awang.
Hingga kini hubungan mereka telah berjalan 1 tahun tanpa diketahui oleh suaminya, karena mereka pintar memanfaatkan waktu serta merahasiakannya, kadang bila ada kesempatan mereka melakukan di hotel dan yang lebih berani lagi saat suaminya ada dirumah. Hendri pura-pura berkunjung untuk bermain catur dengan suaminya, saat itu juga isterinya menyediakan minuman kopi buat suaminya dengan dibubuhi obat tidur yang sengaja dibawa Hendri, sehingga sewaktu suaminya bermain catur dengan Hendri, Syamsul tidak tahan lama karena mengantuk berat lalu masuk kedalam kamar. Mufidah berpura-pura ikut tidur juga disamping suaminya agar suaminya tidak curiga dan ia katakan bahwa Hendri ingin menginap dirumahnya dan tidur di sofa ruang tamu.
Pada saat suaminya telah tertidur pulas bagaikan orang mati, Mufidah disetubuhi oleh Hendri disamping suaminya, Mufidah berpacu dalam birahi hingga ia meringkik nikmat dengan tubuh berkelojotan disamping tubuh suami yang tertidur pulas, bahkan perbuatan yang demikian itu membuat sensasi aneh tersendiri bagi mereka berdua. Persetubuhan itu mereka lakukan hingga menjelang subuh.
Ada sesuatu yang lebih membuat Mufidah amat terangsang nafsunya bila saat Hendri sekali-kali datang berkunjung kerumahnya, dengan berpura minta diajarkan computer sama Hendri sementara suaminya duduk diruang keluarga sambil menikmati secangkir kopi, hanya dengan jarak beberapa meter, disitu ibu muda itu sedang belajar computer bersama Hendri, Mufidah merasa sangat terangsang hebat saat dengan sengaja Hendri menggesek-gesekan batang penisnya yang menegang dari balik celana training ke lengan Mufidah yang sedang mengetik didepan monitor. Gesekan itu membuat sensasi aneh dalam dirinya ketika merasakan batang penis Hendri serasa mengeras dan tegang dipangkal lengannya, dan terkadang pula ia rasakan batang penis besar itu berdenyut-denyut dipinggangnya saat dengan sengaja Hendri pindah membelakangi tubuhnya.
Suaminya tidak merasa curiga sedikitpun karena Syamsul tahu bahwa isterinya sedang diberi pelajaran tentang mengakses computer, ia tidak menyadari bahwa isterinya sedang dirangsang oleh Hendri habis-habisan. Tubuh Mufidah mulai menggeletar penuh nafsu dengan aksi yang dilakukan Hendri padanya. Karena sudah tak tahan lagi Mufidah pergi keruang dapur membuat minuman dan Hendri pergi menuju toilet namun sesungguhnya Hendri ikut pula menyusul isteri sahabatnya kearah dapur, dari balik lemari makan yang besar itu mereka melakukan persetubuhan dengan berdiri dengan amat tergesa-gesa saat sang suami wanita itu sedang menikmati secangkir kopi sambil membaca koran. Syamsul tidak menyadari bahwa isterinya sedang disetubuhi habis-habisan oleh Hendri dengan posisi berdiri.
“Ooooh Hendri mmmmfff… ampun dik Hen”, dengan buas Hendri mengayunkan pantat maju mundur menusukkan penis besarnya kedalam vagina ibu muda itu, sukma wanita cantik itu serasa terbang ke langit tinggi saat ia disetubuhi dengan cara demikian itu oleh Hendri sahabat suaminya, Mufidah belum pernah merasakan disetubuhi dengan cara berdiri dan tergesa-gesa, dan ini yang membuat suatu kenikmatan tersendiri buat Mufidah saat ia digarap oleh Hendri sementara sang suami berada tak jauh darinya.
“Oooooh Hendri mbak keluaaar oh ampun dik, cepat dik Hendri nanti ketahuan suamiku,” namun Hendri tidak menghiraukannya, dengan perkasanya Hendri memacu kuda betinanya yang cantik ini sampai berkelojotan dengan biji mata mendelik keatas menikmati kocokan batang penis besar itu dalam vaginanya yang sempit.
“Oooooh yeah memek mbak sempit legit, enaak rasanya, aku akan lebih bergairah lagi bila aku dapat ngentot mbak bila disaksikan mas Syamsul.”
Hendri semakin terbuai sensasi saat ia dengan buasnya menyetubuhi isteri sahabatnya padahal Syamsul tak begitu jauh jaraknya dari tempat mereka bersetubuh. Dan dengan menggeram nikmat Hendri menyemprotkan air maninya ke dalam vagina ibu muda itu, Mufidah mengejang dan mengerang bagaikan kucing betina yang mengeong lirih saat semburan lahar panas Hendri menerpa dasar rahimnya, tubuhnya bergetar dengan hebat dengan nafas serasa akan putus ketika batang kejantanan Hendri yang besar panjang berkedut-kedut diliang memeknya.
“Ooooohhh mmmmffff… enaaaaaaaaaaak, ampuuuuuun dik, kontolmu enak dan besar.”
Dan persetubuhan itu berakhir dengan sama-sama mencapai puncak nirwana yang diraih dengan cara tergesa-gesa penuh rasa sensasi. Dan akhirnya mereka berdua kembali keruang keluarga tanpa menimbulkan kecurigaan mas Syamsul. Sebelum keluar dari dapur Hendri sempat berbisik ke telinga ibu muda itu.
“Lain waktu aku akan ngentotin mbak lagi ya,” seraya tangan Hendri meremas-remas susu mengkal wanita cantik berdarah ningrat itu.
Ketika Syamsul ditugaskan oleh atasannya untuk mengelola perkebunan di Sumatera, Mufidah terpaksa ikut dengan suaminya dan anak-anak mereka dititipkan pada neneknya di Jogyakarta karena kedua anaknya harus tetap bersekolah. Dan ditempat pindah mereka yang baru itu adalah sebuah pulau kecil dimana penduduknya masih terbelakang pola pikirnya. Ditempat tugas barunya Syamsul mendapatkan sebuah rumah perkebunan yang lengkap dengan segala fasilitasnya. Mufidah merasa sangat senang menempati rumah itu, dengan suasana alam pedesaan, disini Mufidah bisa menghindar dari Hendri. Setelah tiga bulan berada di pulau terpencil itu, kehidupan rumah tangga Mufidah masih berjalan seperti biasanya hingga suatu hari Mas Syamsul menawarkan pada Mufidah seorang tukang kebun untuk merawat pekarangan rumah dinas yang ditempatinya dan sekalian sebagai penjaga rumah.
Pak Renggo adalah seorang lelaki yang berusia 65 tahun namun tubuhnya masih nampak kekar dan berkulit hitam dengan rambutnya yang telah memutih. Pak Renggo adalah seorang lelaki pekerja keras ia hanya memiliki sebidang tanah yang selalu digarapnya sendiri dan ditanami sayur mayur untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. Isteri pak Renggo telah tujuh tahun meninggal dunia kini ia hidup sendiri tanpa mempunyai anak. Ketika ia ditawari Syamsul untuk bekerja dirumah dinas perkebunan, pak Renggo dengan sangat senang hati menerimanya, apalagi pak Renggo diberi sebuah kamar dibelakang rumah dinas itu. Wajah lelaki tua itu nampak sangar mengerikan dalam pandangan Mufidah ketika pertama kali diperkenalkan oleh suaminya, namun lama kelamaan Mufidah sudah terbiasa berhadapan dengan pak Renggo yang berwajah jelek dan menyeramkan itu, apalagi pak Renggo orangnya sangat rajin membersihkan pekarangan rumah dan terkadang sering membantu Mufidah menanam bunga hingga rasa ketakutan Mufidah pada pak Renggo hilang dengan sendirinya karena sering bertemu setiap waktu.
Mufidah tak menyadari ketika seringnya mata pak Renggo melirik buah dadanya saat ia berjongkok menggemburkan tanah tanaman bunga, buah dada Mufidah sangat menggiurkan bergelayut indah hingga membuat pak Renggo bergairah dan ingin meremas buah dada Mufidah yang mengkal itu. Namun pak Renggo tidak berani berbuat macam-macam pada isteri pak Syamsul yang telah berbaik hati memberinya pekerjaan meskipun sebagai tukang kebun. Mufidah yang telah lama tidak merasakan hangatnya batang penis lelaki jantan seperti punya Hendri kini Mufidah sangat merindukan kehangatan itu.
Suaminya mas Syamsul tak mampu bercinta dan cepat berejakulasi hingga membuat Mufidah frustrasi dan kecewa selalu. Disuatu senja Mufidah melihat pak Renggo seketika Mufidah langsung terkesima saat melihat pak Renggo kencing dibalik pohon nangka sedang memegang penisnya yang tergantung panjang dan besar seperti pisang tanduk. Mufidah mengintip dari balik kaca hitam jendela rumahnya, dengan tubuh menggeletar Mufidah memandang batang kejantanan pak Renggo yang berwajah sangar itu namun alat kelaminnya sungguh membuat Mufidah jadi menggelegak nafsu birahinya.
Mufidah tidak ingat lagi status sosialnya yang berdarah ningrat dan sebagai seorang isteri sah mas Syamsul, saat itu yang terbayang dalam pikirannya betapa nikmatnya penis besar panjang itu bila mengaduk-aduk dalam vaginanya. Pengalaman Mufidah saat disetubuhi oleh lelaki yang punya penis besar telah membangkitkan libidonya yang tertidur. Setelah selesai kencing, pak Renggo mengeringkan sisa air seninya dengan cara menggoyang-goyangkan penisnya.
Meskipun penis itu dalam keadaan lemas namun begitu panjang dan besar sekali. Mufidah lalu membayangkan bagaimana bila penis itu dalam keadaan ereksi. Pak Renggo memang dengan sengaja melakukan itu karena bagaimana pun juga pak Renggo telah mengetahui bahwa ibu muda itu sedang terbelalak matanya melihat penisnya dari balik jendela berkaca hitam, pak Renggo sudah tahu kebiasaan Mufidah yang sering duduk menghadap jendela setiap sore hari sambil menghirup secangkir teh manis hangat. Maka dengan disengajanya lagi pak Renggo mengelus-ngelus batang kejantanannya yang berurat hingga ereksi seperti tongkat hitam, hanya itu yang bisa dilakukan oleh pak Renggo untuk memancing gairah ibu muda yang cantik isterinya pak Syamsul, adapun untuk berbuat selanjutnya pak Renggo tidak berani macam-macam. Mata Mufidah terbelalak lebar ketika melihat penis pak Renggo kian menegang dan besar dari balik jendela. Pak Renggo terus mengocok-ngocok penisnya disamping pohon nangka, dan terlihat wajah pak Renggo meringis nikmat sambil mengkhayalkan sedang menyetubuhi Mufidah, semakin lama semakin cepat kocokan pada penisnya, dan pak Renggo mengerang nikmat saat batang hitamnya menyemburkan lahar panas dan air mani pak Renggo seakan menyemprot ke jendela tempat dimana Mufidah terpaku menyaksikan pak Renggo beronani, karena jarak pohon nangka tempat pak Renggo beronani hanya berjarak dua meter dari jendela tempat Mufidah menyaksikan aksi gilanya pak Renggo.
Tubuh Mufidahpun ikut menggeletar saat melihat semprotan air mani pak Renggo begitu jauh jangkauannya seakan-akan menyembur ke wajahnya. Tuntas sudah hasratnya pak Renggo mempertontonkan onaninya, dan pak Renggo berpura-pura tidak tahu kalau ibu muda itu menyaksikan betapa dahsyatnya semburan air mani yang keluar dari penis beruratnya, lalu pak Renggo berjalan masuk ke dalam rumah dinas itu menuju kamar mandi.
Ketika saatnya makan malam tiba mas Syamsul mengajak pak Renggo untuk makan bersama, hidangan malam yang disediakan oleh Mufidah disantap habis oleh pak Renggo, dalam pikiran Mufidah bila seseorang dengan lahap menyantap makanannya hingga tuntas, lelaki tersebut pasti sangat lahap juga dalam bersetubuh. Malam itu Pak Renggo seperti tidak pernah ada kejadian apa-apa dihadapan ibu muda itu, walaupun pak Renggo tahu bahwa Mufidah selalu memperhatikan gerak geriknya disaat mereka bertiga makan bersama.
Walaupun pak Renggo hanya bercelana komprang hitam namun Mufidah sangat tahu dibalik celana lebarnya tersembunyi batang penis panjang berurat yang tergantung sebesar pisang tanduk. Malam itu Mufidah gelisah saat berada ditempat tidur, disampingnya sang suami sudah tertidur pulas, Mufidah kemudian beranjak bangun keruang dapur untuk menghilangkan hausnya dan setibanya Mufidah didapur ia dikejutkan oleh suara pak Renggo yang menyapa ramah.
“Belum tidur ya.. bu!,”
“Oh ya pak Renggo, saya haus nih dan mau minum, saya susah tidur malam ini pak Renggo, gak tau tuh kenapa malam ini saya sulit sekali tidur,”
“Oh mungkin ibu banyak pikiran barang kali”, kata pak Renggo, “Atau ibu masuk angin dan gak enak badan jadi susah tidurnya.”
Lalu Mufidah ikut duduk disebuah bangku plastic yang tanpa sandaran, yang kemudian Mufidah terus menanggapi ucapannya pak Renggo sambil bercerita ngalor ngidul.
“Ya pak mungkin saya masuk angin nih” dan tanpa disuruh oleh Mufidah pak Renggo telah berdiri dibelakang Mufidah seraya berbisik ditelinga ibu muda itu.
“Ibu saya pijati ya biar hilang masuk anginnya” sambil tangan pak Renggo mulai memijati dengan lembut pundak Mufidah.
Mufidah lalu menganggukkan kepalanya tanda setuju untuk dipijati oleh pak Renggo. Tangan kekar pak Renggo serasa hangat dan geli dirasakan oleh Mufidah ketika menyentuh kulit halusnya, pijatan pak Renggo merambat naik ke leher jenjangnya dan dengan lembut pak Renggo memijat dengan jari-jarinya yang kasar pada tengkuk Mufidah, pijatan pak Renggo serasa nikmat dirasakan oleh Mufidah dan pada saat yang bersamaan sesuatu yang mengeras dan hangat menyentuh kulit punggung Mufidah dari balik baju tidurnya, pak Renggo tak hanya memijat pundak dan lehernya Mufidah akan tetapi juga pak Renggo menggesek-gesekan batang penisnya yang mulai menegang dari balik celana komprangnya pada punggung Mufidah.
Perempuan itu mulai dijalari sensasi birahi dan tubuhnya menggeletar seketika saat tangan kekar pak Renggo turun menelusuri memijat kedua lengannya, entah disengaja atau tidak jari kasar pak Renggo menyenggol kedua payudaranya yang ranum itu, dan dengan batang kejantanan pak Renggo yang kian menegang yang semakin menekan punggungnya serasa mengalirkan arus hangat penuh rangsangan.
Mufidah semakin mendesah ketika dengan tiba-tiba pak Renggo menciumi leher jenjangnya sambil berbisik ditelinga Mufidah.
“Ibu ingin merasakan hangatnya kejantananku? Ayo bu, bilang aja jangan malu-malu, saya tau ibu sangat menginginkannya malam ini dan saya tahu pak Syamsul tidak pernah memuaskan hasrat ibu”,
“Agggh…”
Mufidah bagai terhipnotis dengan ucapan lelaki tua itu, dan tubuh mulus isteri pak Syamsul sudah dalam keadaan telanjang ketika pak Renggo membopongnya masuk kedalam kamar yang sempit pak Renggo, Mufidah sudah sangat pasrah dalam cengkraman pak Renggo sebab didera nafsu birahi tinggi, meski pak Renggo telah berusia lanjut namun cara ia membuai kepekaan gairah kewanitaannya bisa diacungkan jempol hingga membuat Mufidah terbuai memasuki pusaran badai nafsu lelaki tua itu. Sekujur tubuh Mufidah habis dijilati dengan lidah kasar pak Renggo, dan buah dadanya tak luput dari sasaran mulut pak Renggo kemudian lelaki tua itu menghisap rakus putting susunya yang kian menegang, Mufidah mengerang bagai anak kucing ketika vaginanya dijilati oleh pak Renggo dan klitorisnya diemut emut gemas oleh lelaki tua itu, tubuh sintal Mufidah yang berdarah ningrat kian mengejang, tubuhnya melengkung keatas didera nikmat saat pak Renggo menggigit lembut klitorisnya.
“Aaaagggh Oooh ampuuuun pak Renggo”, Mufidah berkelojotan ketika jilatan serta gigitan gemas pak Renggo pada vaginanya membuat Mufidah orgasme seketika, malam itu erangan nikmat Mufidah memenuhi ruang kamar yang sempit sesempit vaginanya yang diobok-obok pak Renggo.
Ibu muda yang cantik beranak dua itu tak menghiraukan lagi keadaan sekitarnya, tak peduli bahwa suaminya sedang berada dirumah, kenikmatan itu telah membuat Mufidah jadi meracau tak karuan.
“Ooooooh pak Renggo setubuhilah aku sesukamu, cepat pak. Kapan saja kalau bapak mau saya selalu bersedia disetubuhi.”
Pak Renggo yang si tukang kebun telah membuat nyonya majikannya mengerang manja minta disetubuhi dengan permainan awalnya, sudah lama pak Renggo merindukan untuk dapat menyetubuhi perempuan cantik berdarah ningrat ini, namun baru malam itu pak Renggo dapat menyentuh kulit halus isteri pak Syamsul. Ketika mencapai puncak birahinya tiada lagi nampak watak darah birunya, yang ada hanya darah merah yang memacu jantungnya untuk mencapai klimaks nafsu birahi. Pak Renggo merenggangkan kaki indah Mufidah sambil dijilati telapak kakinya, tubuh Mufidah kian bergetar ketika jilatan lidah kasar pak Renggo pada telapak kakinya bagaikan arus aliran listrik yang menggelitik kepekaan simpul syarafnya, memek Mufidah nampak merah merekah dengan cairan bening yang telah meleleh keluar dari vagina saat otgasme, dan pemandangan lembah kenikmatan yang berumput subur itu membuat gairah nafsu pak Renggo menggelegak, penis beruratnya kian menegang dan Mufidah memejamkan matanya ketika batang hitam besar itu mulai menyentuh bibir vaginanya, Mufidah mengerang ketika pak Renggo mulai memasuki penisnya dengan perlahan.
“Oooooh pak besarnya, sakiiiiiit pak. Pelan-pelan pak. Agggh… Ampuuun”
“Sakitnya cuma sebentar koq bu, ibu saya entot ya? Ibu ikhlaskan kalau ibu saya setubuhi? Ibu bisa membedakan rasanya jika dientot sama saya, ibu suka dengan kontol besar ini?”, dan kata-kata kotor pak Renggo kian membuat nafsu birahi Mufidah memuncak, kata-kata itu seakan menghipnotis jiwanya yang akhirnya batang besar panjang pak Renggo semakin masuk kedalam liang vagina Mufidah yang sempit itu.
Blesssss…
Pak Renggo mendiamkan penisnya sesaat agar Mufidah dapat meresapi nikmatnya kedutan penis besarnya dan beradaptasi. Tubuh Mufidah menggeletar ketika menerima hangatnya kejantanan pak Renggo, liang vaginanya serasa sesak seakan hendak pecah, dan rasa kenikmatan mulai menderanya ketika pak Renggo dengan perlahan menarik penis itu hingga yang tersisa kepala penis yang masih menempel dibibir vagina, lalu dengan menghentak deras disorongkan masuk kembali kedalam memek Mufidah dan itu dilakukan pak Renggo berulang-ulang kali hingga membuat biji mata Mufidah terbeliak keatas, seperti anjing yang sedang kawin Mufidah melolong histeris.
“Oooooh ampunnnn pak, enaaaak, setubuhi saya paaaak terus pak” ibu muda yang berjilbab bila berada diluar rumah kini mengerang nikmat saat vaginanya ditusuk dengan penis hitam besar.
Lelaki tua yang bernama Renggo itu telah membuat sukma Mufidah serasa terbang ke awang-awang dan tubuh keduanya telah bersimbah keringat birahi, dengan gagah perkasa pak Renggo memacu kuda betinanya yang cantik dalam dekapan dan hentakan batang kejantanannya.
“Bagaimana Bu?. Enak ya rasa kontol besar panjang? He… heee… Ayo bu goyangin pantatnya dong. Rupanya ibu suka dientot sama penis besar ya?”. Dan kata-kata kotor pak Renggo membuat Mufidah semakin terangsang, kata kotor yang penuh sensasi itu dibisikan pak Renggo pada telinganya berulang-ulang sambil tetap mengayunkan pantatnya naik turun, gerakan hentakan penis pak Renggo mulai tak teratur lagi karena ikut didera nafsu birahi saat menyetubuhi wanita bertubuh sintal itu.
Mufidah pun dapat membedakan rasa kenikmatan yang didapat dari pak Renggo dengan sewaktu Mufidah disetubuhi oleh suaminya belum pernah ia merasakan desakan nafsu begitu sangat memuncaknya sampai ke ubun-ubun, permainan seks pak Renggo telah membuat Mufidah orgasme berkali-kali.
“Ouuugh bu. Memek ibu sungguh legit. Enak rasanya. Ssssaya mauuu keluar juga bu. Di dalam apa diluar nih?”
“Oooooh pak. Aaaampuuuun enaaaaknya di dalam saja, semburkan cepaaaat di dalam pejuhnya paaaaak, Aaaaghhh ampuuuun”.
“Ibu mau kalau saya hamili?”.
“Aaaaghhhh… Ya yaaa pak hamili saja saya pak Renggo”. Akal pikiran Mufidah telah buntu karena didera oleh kenikmatan dari semburan lahar panas lelaki itu, hingga tanpa sadar Mufidah meracau tak karuan.
Air mani pak Renggo yang menyembur sangat deras itu menyentuh dasar rahimnya sehingga membuat Mufidah berkelojotan dengan tubuh melengkung naik keatas mengangkat tubuh pak Renggo yang menindihnya. Penis berurat pak Renggo semakin dalam menusuk vagina Mufidah sampai mentok didasarnya. Pak Renggo mengaum bagaikan harimau luka, penisnya serasa disedot oleh cengkraman denyut memek Mufidah yang menggigit lembut.
“Ooooh memek ibu enaaaaak teunaaaan”.
Dan tubuh keduanya melekat jadi satu dengan deru nafas saling memburu keduanya mencapai puncak birahi. Mufidah tak menyangka walau tinggal di pulau terpencil ini ia bisa menikmati kembali sempurnanya permainan seks meski dengan lelaki tua namun sangat perkasa diranjang. Dan penampilan Mufidah sehari-hari tetap seperti biasanya, dengan baju panjang dan berjilbab namun Mufidah sudah bukan Mufidah yang seperti dulu lagi. Wanita berdarah ningrat yang alim itu namun dibelakang suaminya Mufidah adalah sosok perempuan yang haus akan batang kejantanan lelaki perkasa. Akibat Mufidah telah diperkosa oleh sahabat suaminya membuat Mufidah merindukan selalu batang kejantanan lelaki perkasa untuk dapat memuaskan dahaganya, Mufidah kini mengalami kelainan seks dan ia akan merasa puas bila disetubuhi oleh lelaki yang berpenis besar serta panjang. Dan untuk memenuhi hasratnya Mufidah telah mendapatkan dari tukang kebunnya, dan peluang itu juga tidak disia-siakan oleh pak Renggo untuk mencicipi tubuh seksi perempuan yang berdarah ningrat untuk disetubuhi.
Bila mas Syamsul pergi kota untuk beberapa hari, kesempatan untuk menyetubuhi Mufidah semakin leluasa dilakukan, dan terkadang Mufidah merengek-rengek minta disetubuhi oleh pak Renggo meski sang suami masih berada dirumah, Mufidah sering menyelinap masuk kedalam kamarnya pak Renggo dalam keadaan telanjang, dikamar sempit itu makhluk yang berlainan jenis itu memacu birahi liar dan buah dada Mufidah yang montok indah akan selalu menjadi sasaran mulut pak Renggo untuk menyusu pada ibu muda itu. Erangan nikmat Mufidah serta goyangan erotisnya ketika disetubuhi pak Renggo menjadi obat perangsang birahi buat lelaki tua itu untuk selalu menghempaskan Mufidah kepusaran badai kenikmatannya.
Jadilah Mufidah budak nafsunya pak Renggo dan pak Renggo selalu membuat tuntas nafsu birahi Mufidah hingga Mufidah dibuat mengerang… mengejang…
Ketika dengan liar Mufidah bergoyang erotis diatas tubuh kekar pak Renggo, sambil meremas-remas payudara Mufidah, mata pak Renggo merem melek menikmati goyangan pinggul Mufidah dengan vaginanya yang penuh disesaki oleh penis beruratnya. Mufidah bagaikan penari jalang saat menghentakan pinggulnya naik turun dengan kedua tangannya bertumpu di dada bidang pak Renggo.
“Oooooh yeeeeah” tubuh ibu muda itu meliuk-liuk bagai penari jalang,
“Aaaggggh… Ouuuuuph… paaaak… kontolnya sampai mentoooook, enak paaaak”.
Tubuh Mufidah berkilau indah bermandikan keringat birahi ketika berada diatas tubuh kekar yang dikangkanginya. Mufidah dengan bersemangat memacu kuda jantannya untuk mencapai puncak kenikmatan yang hendak diraihnya, ayunan vaginanya yang naik turun semakin liar membenam pada penis berurat pak Renggo dan memek Mufidah semakin basah oleh lendir pelicin yang mengalir dari liang vagina. Dengan kepala mendongak keatas dan biji mata membelalak Mufidah terus dan terus memacu diatas tubuh kekar lelaki tua tukang kebunnya. Pak Renggo memberikan kesempatan pada ibu muda itu untuk meraih sendiri kenikmatan nafsu birahi, tangan kekar pak Renggo tidak tinggal diam, dengan kasar diremasnya pantat bahenol Mufidah hingga Mufidah mengerang menahan sakit bercampur nikmat, remasan kasar disertai hentakan dari penis yang menusuk keatas kian liar.
Ketika Mufidah akan mencapai pada puncak birahinya, lalu disambarnya bibir pak Renggo dan Mufidah melumat gemas dengan bibir sensualnya sambil terus mengayunkan pantatnya naik turun. Tubuh keduanya melekat jadi satu bersimbah keringat birahi tinggi.
“Ooooouuh, ammmpun.. enaaak”, dan tubuh Mufidah berkejat-kejat diatas tubuh pak Renggo saat ia mendapatkan orgasmenya yang sempurna.
Mufidah memeluk erat tubuh kekar lelaki tua itu hingga kedua payudaranya melekat di dada berotot pak Renggo. Dan kini perempuan cantik berdarah ningrat itu ditindih gantian lagi oleh pak Renggo dan dengan buasnya pak Renggo menyetubuhi ibu muda itu sampai tubuhnya berkelojotan mendapatkan orgasmenya kembali, pak Renggo belum merasa puas kalau belum bisa membuat Mufidah mengerang histeris saat ia setubuhi, lalu ditengkurapkan tubuh Mufidah dengan posisi menungging dan dengan keras dihujamkan penis beruratnya ke dalam vagina yang sempit itu, tubuh Mufidah bergetar hebat saat Penis pak Renggo amblas masuk ke dalam liang memeknya yang telah becek, sambil meremas payudara indah Mufidah pak Renggo mengayunkan penisnya maju mundur dengan ganas dan liar, dengan geramnya kulit punggung Mufidah yang halus itu digigit oleh pak Renggo, rasa sakit bercampur dengan nikmat membuat tubuh Mufidah mengejang mengerang histeris.
“Aaammmpuuuuuun pak.. Ooooh terus pak.. entotin saya yang kuat paaaaak”.
Batang penis besar itu seakan merobek liang vagina Mufidah dan kedutan penis yang keras itu membuat dinding vaginanya secara elastis ikut berdenyut meremas-remas kontol pak Renggo.
“Ouuuuh.. Aggghh..”
Pak Renggo dibuat mengerang oleh cengkraman vagina Mufidah yang berdenyut-denyut, lelaki tua itu masih tetap mempertahankan ejakulasinya agar jangan meledakan lahar hangat dipertengahan permainan liarnya saat memacu kuda betina yang sedang meringkik nikmat menuju garis finish. Rambut panjang Mufidah dibuat bagaikan tali kekang dan hentakan penis pak Renggo terkadang cepat terkadang perlahan. Saat ayunan penis pak Renggo dibuat perlahan dan lembut Mufidah mengerang, mengejang dan meracau.
“Ooooh… enak… enaaaak pak, terus paaaak saya suka dientot sama kontol besaaaaaar paaaaak”
Dan pantat Mufidah bergoyang erotis mengikuti irama ayunan hujaman penis pak Renggo, tubuhnya menggeletar dan rasa sakit rambutnya yang dijambak oleh pak Renggo bercampur dengan rasa nikmat. Wajah Mufidah menengadah ke langit-langit kamar dengan kedua matanya terpejam, menikmati gesekan penis pak Renggo bagaikan gelombang disamudera.
“Ayooo bu goyang terus!…. Ayo sayangku yang binal goyang terus, teruuuus,”
Dan buah pantat Mufidah dipukuli oleh telapak tangan kasar pak Renggo, rasa sakit bercampur nikmat itu membuat gairah Mufidah semakin menggebu bagai orang kesurupan Mufidah menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama tusukan penis pak Renggo. Tangan kekar pak Renggo tak pernah diam dan dengan gemas diremasnya kedua payudara Mufidah dengan kasar serta ayunan penisnya semakin liar dan cepat, dengan nafas memburu pak Renggo menghujamkan penis besarnya keluar masuk. Mufidah mengerang histeris bagai orang gila, tubuh Mufidah ikut berguncang-guncang akibat hentakan penis pak Renggo yang menyetubuhinya dari arah belakang.
“Aaaaaapuuuuuun pak… Oooooh…”.
Mufidah melolong panjang dengan tubuh berkelojotan, sambil mendekap dan meremas payudara Mufidah. Lalu pak Renggo membisikan sesuatu pada ibu muda itu.
“Ibu suka ya kalau saya entotin?. Ayoo bilang bu.”
“Yaaaa paak… teruuuus… enaaak pak”.
“Nah… artinya ibu sudah jadi isteri yang jalang yang suka kontol. Ayoo jawab… manisku.” Karena didera oleh rasa akan mencapai puncak kenikmatan, Mufidah menjawab sambil merengek.
“Oooooh pak… terus pak… setubuhi saya sesukamu. Aaaaah Ouuuuhggg… saya suka dientot sama bapak”.
Tiba-tiba dengan kuat dan kasar pak Renggo menghujamkan penis besarnya kembali hingga membuat Mufidah menjerit histeris.
“Ouuuuggh… Ampuuuuuuun saya sampai paaaak… enaaaaak pak… teruuuuus pak entot yang kuat”.
Dan tubuh Mufidah menggelosor ambruk ketempat tidur, sementara penis besar pak Renggo masih mengobok-obok didalam vaginanya hingga menyentuh dasar rahimnya, sukma Mufidah serasa terbang ke awang-awang dengan biji mata mendelik dan tubuh berkelojotan Mufidah meresapi.
Dua minggu setelah peristiwa itu Mufidah menerima telepon dari Hendri saat suaminya keluar kota.
“Halo mbak! Mas Syamsul pergi ke Semarang ya? Saya mau bertamu ke rumah bolehkan?”
“Brengsek kamu dik Hendri!” jawab Mufidah.
“Lho koq mbak marah. Mbak menikmati juga kejantananku saat itu.”
Lalu Mufidah memutuskan hubungan telepon, dengan tubuh gemetar dan perasaan tak menentu ia masuk ke dalam kamar, ia khawatir Hendri pasti akan datang bertamu siang ini disaat anak-anaknya berada disekolah dan suaminya tak ada dirumah. Hatinya berkecamuk antara menerima kunjungan Hendri atau tidak, namun gejolak nafsunya menuntut sesuatu yang tak pernah didapatkan dari suaminya. Tiba-tiba ketukkan pintu terdengar olehnya dan dengan gugup ia keluar dari kamar, langkahnya sedikit gemetar saat menuju pintu rumah.
Ketika ia membuka pintu tampak seringai Hendri dengan sorot mata penuh nafsu saat menatap dirinya. Tanpa basa basi lagi Hendri langsung mengunci pintu rumahnya, dan Hendri telah mempunyai rencana agar isteri sahabatnya yang cantik ini akan selalu ketagihan dengan batang kejantanannya, dan Hendri akan menunjukkan bagaimana memberikan kepuasan dalam permainan seks pada isteri sahabatnya. Saat Hendri mendekati tubuh wanita cantik ini kian gemetar dan dengan buasnya Hendri menciumi leher jenjang isteri sahabatnya, tubuh ibu muda itu mengejang ketika dengan sedikit kasar Hendri meremas-remas pantatnya dan kekasaran itu membuat gejolak nafsu Mufidah menggelegak hingga lupa akan segala-galanya. Matanya terbelalak saat dengan cepatnya Hendri sudah dalam keadaan telanjang dihadapannya, penisnya yang besar panjang mulai membesar. Dan dengan kasar Hendri melucuti pakaian Mufidah hingga keduanya sama-sama telanjang yang tinggal hanya jilbabnya yang belum terlepas, karena Hendri akan lebih bergairah jika isteri sahabatnya saat digarap masih memakai jilbab. Kemudian Hendri mendudukkan ibu muda itu di sofa, lalu disorongkan penisnya ke wajah Mufidah dan digesekan ke hidung perempuan itu.
“Ayo mbak cium dan jilati ini penis yang pernah memberikan kenikmatan ayo ayo!.”
Saat itu Mufidah serasa akan muntah karena ia belum pernah mencium penis Hendri sedang penis suaminya belum pernah Mufidah menjilatinya, dan ini penis orang lain. Namun kali ini ia dengan terpaksa melakukan itu.
“Pegang ya mbak, dan gesek-gesek dipipi, nah begitu cium mbak terus-terus cium.”
Aroma batang penis itu mulai merangsang Mufidah dan tanpa sadar ia mulai menjilati penis Hendri dengan nafsu yang menggelegak dan ia merasakan sensasi baru memacu gairahnya, ia mulai merasakan penis itu kian membesar dalam mulutnya hingga mulutnya tak sanggup lagi untuk mengulum batang penis lelaki itu. Mufidah sudah bukan Mufidah yang dulu lagi sejak ia mengenal batang penis lelaki yang besar panjang.
“Mmmmfff… mmmf”
“Oh oh yeah enak juga ngentot mulut mbak, ternyata mbak suka isep kontol ya?”, dan kata-kata kotor Hendri ditelinganya serasa indah terdengar dan nafsu Mufidah kian membuncah keubun-ubun.
“Dik Hendri puaskanlah mbak.. bawalah mbak masuk ke kamar oh dik cepatan.. setubuhi mbak seperti tempo hari.
“Aaaagggh.. Ouuuh”
Lalu Hendri membopong tubuh molek isteri sahabatnya naik ke ranjang, dan dengan buas Hendri menindihnya, dan ibu muda itu berkelojotan saat mulut Hendri mengulum putting susu yang masih segar dan jari-jari Hendri merogoh liang vaginanya. Mufidah kian mengejang?.
“?Ooooh mmmf ampun Dik Hendri jangan… jangaaan mempermainkan mbak oh yeah mmf… Ayo dik Hendri berilah mbak nikmat kejantananmu aampun…”
“He… heee sabar dong mbak, aku juga suka dengan memek mbak yang sempit ini, aku suka jilatin memekmu, mana yang enak punyaku dengan punya mas Syamsul mbak”
“?Enak punyamu dik.”
“Mana yang besar dan panjang punyaku sama punya mas Syamsul”
“Oh dik tolong dik cepat. Bbbbbesar pppppunya muuu.”
Lalu dengan gemasnya Hendri menggigit kecil payudara indah milik Mufidah seraya batang penis besar itu menerobos masuk keliangnya yang sempit, walau ia sudah melahirkan anak dua namun serasa sempit buat ukuran penis besar Hendri. Mata ibu muda itu terbeliak keatas saat penis besar itu kandas didasar rahimnya dan kenikmatan seperti itu belum pernah ia dapatkan dari suaminya dan sekarang ia dapat merasakan dari penis orang lain selain suaminya, tubuhnya menggeletar hebat ketika dengan irama lambat dan terkadang cepat ayunan batang penis Hendri keluar masuk vaginanya. Kenikmatan demi kenikmatan serasa sampai ke ubun-ubunnya.
“Ooh oh yeh enak eeeeeenak kontol besarmu dik Hendriiiiiiii oh ampun.”
Ia meracau tanpa sadar saking kenikmatan itu mendera dirinya. Mufidah bagaikan kuda betina liar saat dipacu oleh lelaki sahabat suaminya, ia melenguh seperti sapi disembelih karena nikmatnya, ia menangis dan menyesal karena selama ini ia telah tertipu oleh suaminya bahwa kenikmatan itu bisa ia dapatkan asalkan mas Syamsul tahu bagaimana caranya memberikan kepuasan kepadanya, dan ternyata suaminya adalah suami yang tidak mempunyai pengetahuan tentang urusan seks, itu yang membuat ia menangis, serta menyesal, terhina dan marah pada diri sendiri. Maka bagaikan banteng betina yang terluka ia pacu nafsu berahinya yang terpendam selama ini.
“Ayo dik nikmatilah tubuhku, setubuhilah aku sesukamu.”
“Baik mbak yang cantik, kekasih binalku sekarang waktunya nikmatilah rasa kontol besar ini”
“Mmmmmf yeah, oh memek mbak legit rasanya.”
Dan Tubuh Mufidah melengkung saat ia mencapai puncak nirwana.
“Ooooh enak tolooooong ampuuuuuun,” biji mata Mufidah mendelik ia berkelonjotan saat semburan lahar panas Hendri dengan derasnya menyemprot dasar rahimnya, dan batang penis besar itu berkedut-kedut di dinding vaginanya.
Selama 6 tahun perkawinannya dengan mas Syamsul baru ini ia merasakan begitu nikmatnya semburan air mani lelaki hingga tubuhnya bergetar bagai kena aliran listrik ribuan watt dan sukmanya serasa terbang melambung ke awang-awang.
Hingga kini hubungan mereka telah berjalan 1 tahun tanpa diketahui oleh suaminya, karena mereka pintar memanfaatkan waktu serta merahasiakannya, kadang bila ada kesempatan mereka melakukan di hotel dan yang lebih berani lagi saat suaminya ada dirumah. Hendri pura-pura berkunjung untuk bermain catur dengan suaminya, saat itu juga isterinya menyediakan minuman kopi buat suaminya dengan dibubuhi obat tidur yang sengaja dibawa Hendri, sehingga sewaktu suaminya bermain catur dengan Hendri, Syamsul tidak tahan lama karena mengantuk berat lalu masuk kedalam kamar. Mufidah berpura-pura ikut tidur juga disamping suaminya agar suaminya tidak curiga dan ia katakan bahwa Hendri ingin menginap dirumahnya dan tidur di sofa ruang tamu.
Pada saat suaminya telah tertidur pulas bagaikan orang mati, Mufidah disetubuhi oleh Hendri disamping suaminya, Mufidah berpacu dalam birahi hingga ia meringkik nikmat dengan tubuh berkelojotan disamping tubuh suami yang tertidur pulas, bahkan perbuatan yang demikian itu membuat sensasi aneh tersendiri bagi mereka berdua. Persetubuhan itu mereka lakukan hingga menjelang subuh.
Ada sesuatu yang lebih membuat Mufidah amat terangsang nafsunya bila saat Hendri sekali-kali datang berkunjung kerumahnya, dengan berpura minta diajarkan computer sama Hendri sementara suaminya duduk diruang keluarga sambil menikmati secangkir kopi, hanya dengan jarak beberapa meter, disitu ibu muda itu sedang belajar computer bersama Hendri, Mufidah merasa sangat terangsang hebat saat dengan sengaja Hendri menggesek-gesekan batang penisnya yang menegang dari balik celana training ke lengan Mufidah yang sedang mengetik didepan monitor. Gesekan itu membuat sensasi aneh dalam dirinya ketika merasakan batang penis Hendri serasa mengeras dan tegang dipangkal lengannya, dan terkadang pula ia rasakan batang penis besar itu berdenyut-denyut dipinggangnya saat dengan sengaja Hendri pindah membelakangi tubuhnya.
Suaminya tidak merasa curiga sedikitpun karena Syamsul tahu bahwa isterinya sedang diberi pelajaran tentang mengakses computer, ia tidak menyadari bahwa isterinya sedang dirangsang oleh Hendri habis-habisan. Tubuh Mufidah mulai menggeletar penuh nafsu dengan aksi yang dilakukan Hendri padanya. Karena sudah tak tahan lagi Mufidah pergi keruang dapur membuat minuman dan Hendri pergi menuju toilet namun sesungguhnya Hendri ikut pula menyusul isteri sahabatnya kearah dapur, dari balik lemari makan yang besar itu mereka melakukan persetubuhan dengan berdiri dengan amat tergesa-gesa saat sang suami wanita itu sedang menikmati secangkir kopi sambil membaca koran. Syamsul tidak menyadari bahwa isterinya sedang disetubuhi habis-habisan oleh Hendri dengan posisi berdiri.
“Ooooh Hendri mmmmfff… ampun dik Hen”, dengan buas Hendri mengayunkan pantat maju mundur menusukkan penis besarnya kedalam vagina ibu muda itu, sukma wanita cantik itu serasa terbang ke langit tinggi saat ia disetubuhi dengan cara demikian itu oleh Hendri sahabat suaminya, Mufidah belum pernah merasakan disetubuhi dengan cara berdiri dan tergesa-gesa, dan ini yang membuat suatu kenikmatan tersendiri buat Mufidah saat ia digarap oleh Hendri sementara sang suami berada tak jauh darinya.
“Oooooh Hendri mbak keluaaar oh ampun dik, cepat dik Hendri nanti ketahuan suamiku,” namun Hendri tidak menghiraukannya, dengan perkasanya Hendri memacu kuda betinanya yang cantik ini sampai berkelojotan dengan biji mata mendelik keatas menikmati kocokan batang penis besar itu dalam vaginanya yang sempit.
“Oooooh yeah memek mbak sempit legit, enaak rasanya, aku akan lebih bergairah lagi bila aku dapat ngentot mbak bila disaksikan mas Syamsul.”
Hendri semakin terbuai sensasi saat ia dengan buasnya menyetubuhi isteri sahabatnya padahal Syamsul tak begitu jauh jaraknya dari tempat mereka bersetubuh. Dan dengan menggeram nikmat Hendri menyemprotkan air maninya ke dalam vagina ibu muda itu, Mufidah mengejang dan mengerang bagaikan kucing betina yang mengeong lirih saat semburan lahar panas Hendri menerpa dasar rahimnya, tubuhnya bergetar dengan hebat dengan nafas serasa akan putus ketika batang kejantanan Hendri yang besar panjang berkedut-kedut diliang memeknya.
“Ooooohhh mmmmffff… enaaaaaaaaaaak, ampuuuuuun dik, kontolmu enak dan besar.”
Dan persetubuhan itu berakhir dengan sama-sama mencapai puncak nirwana yang diraih dengan cara tergesa-gesa penuh rasa sensasi. Dan akhirnya mereka berdua kembali keruang keluarga tanpa menimbulkan kecurigaan mas Syamsul. Sebelum keluar dari dapur Hendri sempat berbisik ke telinga ibu muda itu.
“Lain waktu aku akan ngentotin mbak lagi ya,” seraya tangan Hendri meremas-remas susu mengkal wanita cantik berdarah ningrat itu.
Ketika Syamsul ditugaskan oleh atasannya untuk mengelola perkebunan di Sumatera, Mufidah terpaksa ikut dengan suaminya dan anak-anak mereka dititipkan pada neneknya di Jogyakarta karena kedua anaknya harus tetap bersekolah. Dan ditempat pindah mereka yang baru itu adalah sebuah pulau kecil dimana penduduknya masih terbelakang pola pikirnya. Ditempat tugas barunya Syamsul mendapatkan sebuah rumah perkebunan yang lengkap dengan segala fasilitasnya. Mufidah merasa sangat senang menempati rumah itu, dengan suasana alam pedesaan, disini Mufidah bisa menghindar dari Hendri. Setelah tiga bulan berada di pulau terpencil itu, kehidupan rumah tangga Mufidah masih berjalan seperti biasanya hingga suatu hari Mas Syamsul menawarkan pada Mufidah seorang tukang kebun untuk merawat pekarangan rumah dinas yang ditempatinya dan sekalian sebagai penjaga rumah.
Pak Renggo adalah seorang lelaki yang berusia 65 tahun namun tubuhnya masih nampak kekar dan berkulit hitam dengan rambutnya yang telah memutih. Pak Renggo adalah seorang lelaki pekerja keras ia hanya memiliki sebidang tanah yang selalu digarapnya sendiri dan ditanami sayur mayur untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. Isteri pak Renggo telah tujuh tahun meninggal dunia kini ia hidup sendiri tanpa mempunyai anak. Ketika ia ditawari Syamsul untuk bekerja dirumah dinas perkebunan, pak Renggo dengan sangat senang hati menerimanya, apalagi pak Renggo diberi sebuah kamar dibelakang rumah dinas itu. Wajah lelaki tua itu nampak sangar mengerikan dalam pandangan Mufidah ketika pertama kali diperkenalkan oleh suaminya, namun lama kelamaan Mufidah sudah terbiasa berhadapan dengan pak Renggo yang berwajah jelek dan menyeramkan itu, apalagi pak Renggo orangnya sangat rajin membersihkan pekarangan rumah dan terkadang sering membantu Mufidah menanam bunga hingga rasa ketakutan Mufidah pada pak Renggo hilang dengan sendirinya karena sering bertemu setiap waktu.
Mufidah tak menyadari ketika seringnya mata pak Renggo melirik buah dadanya saat ia berjongkok menggemburkan tanah tanaman bunga, buah dada Mufidah sangat menggiurkan bergelayut indah hingga membuat pak Renggo bergairah dan ingin meremas buah dada Mufidah yang mengkal itu. Namun pak Renggo tidak berani berbuat macam-macam pada isteri pak Syamsul yang telah berbaik hati memberinya pekerjaan meskipun sebagai tukang kebun. Mufidah yang telah lama tidak merasakan hangatnya batang penis lelaki jantan seperti punya Hendri kini Mufidah sangat merindukan kehangatan itu.
Suaminya mas Syamsul tak mampu bercinta dan cepat berejakulasi hingga membuat Mufidah frustrasi dan kecewa selalu. Disuatu senja Mufidah melihat pak Renggo seketika Mufidah langsung terkesima saat melihat pak Renggo kencing dibalik pohon nangka sedang memegang penisnya yang tergantung panjang dan besar seperti pisang tanduk. Mufidah mengintip dari balik kaca hitam jendela rumahnya, dengan tubuh menggeletar Mufidah memandang batang kejantanan pak Renggo yang berwajah sangar itu namun alat kelaminnya sungguh membuat Mufidah jadi menggelegak nafsu birahinya.
Mufidah tidak ingat lagi status sosialnya yang berdarah ningrat dan sebagai seorang isteri sah mas Syamsul, saat itu yang terbayang dalam pikirannya betapa nikmatnya penis besar panjang itu bila mengaduk-aduk dalam vaginanya. Pengalaman Mufidah saat disetubuhi oleh lelaki yang punya penis besar telah membangkitkan libidonya yang tertidur. Setelah selesai kencing, pak Renggo mengeringkan sisa air seninya dengan cara menggoyang-goyangkan penisnya.
Meskipun penis itu dalam keadaan lemas namun begitu panjang dan besar sekali. Mufidah lalu membayangkan bagaimana bila penis itu dalam keadaan ereksi. Pak Renggo memang dengan sengaja melakukan itu karena bagaimana pun juga pak Renggo telah mengetahui bahwa ibu muda itu sedang terbelalak matanya melihat penisnya dari balik jendela berkaca hitam, pak Renggo sudah tahu kebiasaan Mufidah yang sering duduk menghadap jendela setiap sore hari sambil menghirup secangkir teh manis hangat. Maka dengan disengajanya lagi pak Renggo mengelus-ngelus batang kejantanannya yang berurat hingga ereksi seperti tongkat hitam, hanya itu yang bisa dilakukan oleh pak Renggo untuk memancing gairah ibu muda yang cantik isterinya pak Syamsul, adapun untuk berbuat selanjutnya pak Renggo tidak berani macam-macam. Mata Mufidah terbelalak lebar ketika melihat penis pak Renggo kian menegang dan besar dari balik jendela. Pak Renggo terus mengocok-ngocok penisnya disamping pohon nangka, dan terlihat wajah pak Renggo meringis nikmat sambil mengkhayalkan sedang menyetubuhi Mufidah, semakin lama semakin cepat kocokan pada penisnya, dan pak Renggo mengerang nikmat saat batang hitamnya menyemburkan lahar panas dan air mani pak Renggo seakan menyemprot ke jendela tempat dimana Mufidah terpaku menyaksikan pak Renggo beronani, karena jarak pohon nangka tempat pak Renggo beronani hanya berjarak dua meter dari jendela tempat Mufidah menyaksikan aksi gilanya pak Renggo.
Tubuh Mufidahpun ikut menggeletar saat melihat semprotan air mani pak Renggo begitu jauh jangkauannya seakan-akan menyembur ke wajahnya. Tuntas sudah hasratnya pak Renggo mempertontonkan onaninya, dan pak Renggo berpura-pura tidak tahu kalau ibu muda itu menyaksikan betapa dahsyatnya semburan air mani yang keluar dari penis beruratnya, lalu pak Renggo berjalan masuk ke dalam rumah dinas itu menuju kamar mandi.
Ketika saatnya makan malam tiba mas Syamsul mengajak pak Renggo untuk makan bersama, hidangan malam yang disediakan oleh Mufidah disantap habis oleh pak Renggo, dalam pikiran Mufidah bila seseorang dengan lahap menyantap makanannya hingga tuntas, lelaki tersebut pasti sangat lahap juga dalam bersetubuh. Malam itu Pak Renggo seperti tidak pernah ada kejadian apa-apa dihadapan ibu muda itu, walaupun pak Renggo tahu bahwa Mufidah selalu memperhatikan gerak geriknya disaat mereka bertiga makan bersama.
Walaupun pak Renggo hanya bercelana komprang hitam namun Mufidah sangat tahu dibalik celana lebarnya tersembunyi batang penis panjang berurat yang tergantung sebesar pisang tanduk. Malam itu Mufidah gelisah saat berada ditempat tidur, disampingnya sang suami sudah tertidur pulas, Mufidah kemudian beranjak bangun keruang dapur untuk menghilangkan hausnya dan setibanya Mufidah didapur ia dikejutkan oleh suara pak Renggo yang menyapa ramah.
“Belum tidur ya.. bu!,”
“Oh ya pak Renggo, saya haus nih dan mau minum, saya susah tidur malam ini pak Renggo, gak tau tuh kenapa malam ini saya sulit sekali tidur,”
“Oh mungkin ibu banyak pikiran barang kali”, kata pak Renggo, “Atau ibu masuk angin dan gak enak badan jadi susah tidurnya.”
Lalu Mufidah ikut duduk disebuah bangku plastic yang tanpa sandaran, yang kemudian Mufidah terus menanggapi ucapannya pak Renggo sambil bercerita ngalor ngidul.
“Ya pak mungkin saya masuk angin nih” dan tanpa disuruh oleh Mufidah pak Renggo telah berdiri dibelakang Mufidah seraya berbisik ditelinga ibu muda itu.
“Ibu saya pijati ya biar hilang masuk anginnya” sambil tangan pak Renggo mulai memijati dengan lembut pundak Mufidah.
Mufidah lalu menganggukkan kepalanya tanda setuju untuk dipijati oleh pak Renggo. Tangan kekar pak Renggo serasa hangat dan geli dirasakan oleh Mufidah ketika menyentuh kulit halusnya, pijatan pak Renggo merambat naik ke leher jenjangnya dan dengan lembut pak Renggo memijat dengan jari-jarinya yang kasar pada tengkuk Mufidah, pijatan pak Renggo serasa nikmat dirasakan oleh Mufidah dan pada saat yang bersamaan sesuatu yang mengeras dan hangat menyentuh kulit punggung Mufidah dari balik baju tidurnya, pak Renggo tak hanya memijat pundak dan lehernya Mufidah akan tetapi juga pak Renggo menggesek-gesekan batang penisnya yang mulai menegang dari balik celana komprangnya pada punggung Mufidah.
Perempuan itu mulai dijalari sensasi birahi dan tubuhnya menggeletar seketika saat tangan kekar pak Renggo turun menelusuri memijat kedua lengannya, entah disengaja atau tidak jari kasar pak Renggo menyenggol kedua payudaranya yang ranum itu, dan dengan batang kejantanan pak Renggo yang kian menegang yang semakin menekan punggungnya serasa mengalirkan arus hangat penuh rangsangan.
Mufidah semakin mendesah ketika dengan tiba-tiba pak Renggo menciumi leher jenjangnya sambil berbisik ditelinga Mufidah.
“Ibu ingin merasakan hangatnya kejantananku? Ayo bu, bilang aja jangan malu-malu, saya tau ibu sangat menginginkannya malam ini dan saya tahu pak Syamsul tidak pernah memuaskan hasrat ibu”,
“Agggh…”
Mufidah bagai terhipnotis dengan ucapan lelaki tua itu, dan tubuh mulus isteri pak Syamsul sudah dalam keadaan telanjang ketika pak Renggo membopongnya masuk kedalam kamar yang sempit pak Renggo, Mufidah sudah sangat pasrah dalam cengkraman pak Renggo sebab didera nafsu birahi tinggi, meski pak Renggo telah berusia lanjut namun cara ia membuai kepekaan gairah kewanitaannya bisa diacungkan jempol hingga membuat Mufidah terbuai memasuki pusaran badai nafsu lelaki tua itu. Sekujur tubuh Mufidah habis dijilati dengan lidah kasar pak Renggo, dan buah dadanya tak luput dari sasaran mulut pak Renggo kemudian lelaki tua itu menghisap rakus putting susunya yang kian menegang, Mufidah mengerang bagai anak kucing ketika vaginanya dijilati oleh pak Renggo dan klitorisnya diemut emut gemas oleh lelaki tua itu, tubuh sintal Mufidah yang berdarah ningrat kian mengejang, tubuhnya melengkung keatas didera nikmat saat pak Renggo menggigit lembut klitorisnya.
“Aaaagggh Oooh ampuuuun pak Renggo”, Mufidah berkelojotan ketika jilatan serta gigitan gemas pak Renggo pada vaginanya membuat Mufidah orgasme seketika, malam itu erangan nikmat Mufidah memenuhi ruang kamar yang sempit sesempit vaginanya yang diobok-obok pak Renggo.
Ibu muda yang cantik beranak dua itu tak menghiraukan lagi keadaan sekitarnya, tak peduli bahwa suaminya sedang berada dirumah, kenikmatan itu telah membuat Mufidah jadi meracau tak karuan.
“Ooooooh pak Renggo setubuhilah aku sesukamu, cepat pak. Kapan saja kalau bapak mau saya selalu bersedia disetubuhi.”
Pak Renggo yang si tukang kebun telah membuat nyonya majikannya mengerang manja minta disetubuhi dengan permainan awalnya, sudah lama pak Renggo merindukan untuk dapat menyetubuhi perempuan cantik berdarah ningrat ini, namun baru malam itu pak Renggo dapat menyentuh kulit halus isteri pak Syamsul. Ketika mencapai puncak birahinya tiada lagi nampak watak darah birunya, yang ada hanya darah merah yang memacu jantungnya untuk mencapai klimaks nafsu birahi. Pak Renggo merenggangkan kaki indah Mufidah sambil dijilati telapak kakinya, tubuh Mufidah kian bergetar ketika jilatan lidah kasar pak Renggo pada telapak kakinya bagaikan arus aliran listrik yang menggelitik kepekaan simpul syarafnya, memek Mufidah nampak merah merekah dengan cairan bening yang telah meleleh keluar dari vagina saat otgasme, dan pemandangan lembah kenikmatan yang berumput subur itu membuat gairah nafsu pak Renggo menggelegak, penis beruratnya kian menegang dan Mufidah memejamkan matanya ketika batang hitam besar itu mulai menyentuh bibir vaginanya, Mufidah mengerang ketika pak Renggo mulai memasuki penisnya dengan perlahan.
“Oooooh pak besarnya, sakiiiiiit pak. Pelan-pelan pak. Agggh… Ampuuun”
“Sakitnya cuma sebentar koq bu, ibu saya entot ya? Ibu ikhlaskan kalau ibu saya setubuhi? Ibu bisa membedakan rasanya jika dientot sama saya, ibu suka dengan kontol besar ini?”, dan kata-kata kotor pak Renggo kian membuat nafsu birahi Mufidah memuncak, kata-kata itu seakan menghipnotis jiwanya yang akhirnya batang besar panjang pak Renggo semakin masuk kedalam liang vagina Mufidah yang sempit itu.
Blesssss…
Pak Renggo mendiamkan penisnya sesaat agar Mufidah dapat meresapi nikmatnya kedutan penis besarnya dan beradaptasi. Tubuh Mufidah menggeletar ketika menerima hangatnya kejantanan pak Renggo, liang vaginanya serasa sesak seakan hendak pecah, dan rasa kenikmatan mulai menderanya ketika pak Renggo dengan perlahan menarik penis itu hingga yang tersisa kepala penis yang masih menempel dibibir vagina, lalu dengan menghentak deras disorongkan masuk kembali kedalam memek Mufidah dan itu dilakukan pak Renggo berulang-ulang kali hingga membuat biji mata Mufidah terbeliak keatas, seperti anjing yang sedang kawin Mufidah melolong histeris.
“Oooooh ampunnnn pak, enaaaak, setubuhi saya paaaak terus pak” ibu muda yang berjilbab bila berada diluar rumah kini mengerang nikmat saat vaginanya ditusuk dengan penis hitam besar.
Lelaki tua yang bernama Renggo itu telah membuat sukma Mufidah serasa terbang ke awang-awang dan tubuh keduanya telah bersimbah keringat birahi, dengan gagah perkasa pak Renggo memacu kuda betinanya yang cantik dalam dekapan dan hentakan batang kejantanannya.
“Bagaimana Bu?. Enak ya rasa kontol besar panjang? He… heee… Ayo bu goyangin pantatnya dong. Rupanya ibu suka dientot sama penis besar ya?”. Dan kata-kata kotor pak Renggo membuat Mufidah semakin terangsang, kata kotor yang penuh sensasi itu dibisikan pak Renggo pada telinganya berulang-ulang sambil tetap mengayunkan pantatnya naik turun, gerakan hentakan penis pak Renggo mulai tak teratur lagi karena ikut didera nafsu birahi saat menyetubuhi wanita bertubuh sintal itu.
Mufidah pun dapat membedakan rasa kenikmatan yang didapat dari pak Renggo dengan sewaktu Mufidah disetubuhi oleh suaminya belum pernah ia merasakan desakan nafsu begitu sangat memuncaknya sampai ke ubun-ubun, permainan seks pak Renggo telah membuat Mufidah orgasme berkali-kali.
“Ouuugh bu. Memek ibu sungguh legit. Enak rasanya. Ssssaya mauuu keluar juga bu. Di dalam apa diluar nih?”
“Oooooh pak. Aaaampuuuun enaaaaknya di dalam saja, semburkan cepaaaat di dalam pejuhnya paaaaak, Aaaaghhh ampuuuun”.
“Ibu mau kalau saya hamili?”.
“Aaaaghhhh… Ya yaaa pak hamili saja saya pak Renggo”. Akal pikiran Mufidah telah buntu karena didera oleh kenikmatan dari semburan lahar panas lelaki itu, hingga tanpa sadar Mufidah meracau tak karuan.
Air mani pak Renggo yang menyembur sangat deras itu menyentuh dasar rahimnya sehingga membuat Mufidah berkelojotan dengan tubuh melengkung naik keatas mengangkat tubuh pak Renggo yang menindihnya. Penis berurat pak Renggo semakin dalam menusuk vagina Mufidah sampai mentok didasarnya. Pak Renggo mengaum bagaikan harimau luka, penisnya serasa disedot oleh cengkraman denyut memek Mufidah yang menggigit lembut.
“Ooooh memek ibu enaaaaak teunaaaan”.
Dan tubuh keduanya melekat jadi satu dengan deru nafas saling memburu keduanya mencapai puncak birahi. Mufidah tak menyangka walau tinggal di pulau terpencil ini ia bisa menikmati kembali sempurnanya permainan seks meski dengan lelaki tua namun sangat perkasa diranjang. Dan penampilan Mufidah sehari-hari tetap seperti biasanya, dengan baju panjang dan berjilbab namun Mufidah sudah bukan Mufidah yang seperti dulu lagi. Wanita berdarah ningrat yang alim itu namun dibelakang suaminya Mufidah adalah sosok perempuan yang haus akan batang kejantanan lelaki perkasa. Akibat Mufidah telah diperkosa oleh sahabat suaminya membuat Mufidah merindukan selalu batang kejantanan lelaki perkasa untuk dapat memuaskan dahaganya, Mufidah kini mengalami kelainan seks dan ia akan merasa puas bila disetubuhi oleh lelaki yang berpenis besar serta panjang. Dan untuk memenuhi hasratnya Mufidah telah mendapatkan dari tukang kebunnya, dan peluang itu juga tidak disia-siakan oleh pak Renggo untuk mencicipi tubuh seksi perempuan yang berdarah ningrat untuk disetubuhi.
Bila mas Syamsul pergi kota untuk beberapa hari, kesempatan untuk menyetubuhi Mufidah semakin leluasa dilakukan, dan terkadang Mufidah merengek-rengek minta disetubuhi oleh pak Renggo meski sang suami masih berada dirumah, Mufidah sering menyelinap masuk kedalam kamarnya pak Renggo dalam keadaan telanjang, dikamar sempit itu makhluk yang berlainan jenis itu memacu birahi liar dan buah dada Mufidah yang montok indah akan selalu menjadi sasaran mulut pak Renggo untuk menyusu pada ibu muda itu. Erangan nikmat Mufidah serta goyangan erotisnya ketika disetubuhi pak Renggo menjadi obat perangsang birahi buat lelaki tua itu untuk selalu menghempaskan Mufidah kepusaran badai kenikmatannya.
Jadilah Mufidah budak nafsunya pak Renggo dan pak Renggo selalu membuat tuntas nafsu birahi Mufidah hingga Mufidah dibuat mengerang… mengejang…
Ketika dengan liar Mufidah bergoyang erotis diatas tubuh kekar pak Renggo, sambil meremas-remas payudara Mufidah, mata pak Renggo merem melek menikmati goyangan pinggul Mufidah dengan vaginanya yang penuh disesaki oleh penis beruratnya. Mufidah bagaikan penari jalang saat menghentakan pinggulnya naik turun dengan kedua tangannya bertumpu di dada bidang pak Renggo.
“Oooooh yeeeeah” tubuh ibu muda itu meliuk-liuk bagai penari jalang,
“Aaaggggh… Ouuuuuph… paaaak… kontolnya sampai mentoooook, enak paaaak”.
Tubuh Mufidah berkilau indah bermandikan keringat birahi ketika berada diatas tubuh kekar yang dikangkanginya. Mufidah dengan bersemangat memacu kuda jantannya untuk mencapai puncak kenikmatan yang hendak diraihnya, ayunan vaginanya yang naik turun semakin liar membenam pada penis berurat pak Renggo dan memek Mufidah semakin basah oleh lendir pelicin yang mengalir dari liang vagina. Dengan kepala mendongak keatas dan biji mata membelalak Mufidah terus dan terus memacu diatas tubuh kekar lelaki tua tukang kebunnya. Pak Renggo memberikan kesempatan pada ibu muda itu untuk meraih sendiri kenikmatan nafsu birahi, tangan kekar pak Renggo tidak tinggal diam, dengan kasar diremasnya pantat bahenol Mufidah hingga Mufidah mengerang menahan sakit bercampur nikmat, remasan kasar disertai hentakan dari penis yang menusuk keatas kian liar.
Ketika Mufidah akan mencapai pada puncak birahinya, lalu disambarnya bibir pak Renggo dan Mufidah melumat gemas dengan bibir sensualnya sambil terus mengayunkan pantatnya naik turun. Tubuh keduanya melekat jadi satu bersimbah keringat birahi tinggi.
“Ooooouuh, ammmpun.. enaaak”, dan tubuh Mufidah berkejat-kejat diatas tubuh pak Renggo saat ia mendapatkan orgasmenya yang sempurna.
Mufidah memeluk erat tubuh kekar lelaki tua itu hingga kedua payudaranya melekat di dada berotot pak Renggo. Dan kini perempuan cantik berdarah ningrat itu ditindih gantian lagi oleh pak Renggo dan dengan buasnya pak Renggo menyetubuhi ibu muda itu sampai tubuhnya berkelojotan mendapatkan orgasmenya kembali, pak Renggo belum merasa puas kalau belum bisa membuat Mufidah mengerang histeris saat ia setubuhi, lalu ditengkurapkan tubuh Mufidah dengan posisi menungging dan dengan keras dihujamkan penis beruratnya ke dalam vagina yang sempit itu, tubuh Mufidah bergetar hebat saat Penis pak Renggo amblas masuk ke dalam liang memeknya yang telah becek, sambil meremas payudara indah Mufidah pak Renggo mengayunkan penisnya maju mundur dengan ganas dan liar, dengan geramnya kulit punggung Mufidah yang halus itu digigit oleh pak Renggo, rasa sakit bercampur dengan nikmat membuat tubuh Mufidah mengejang mengerang histeris.
“Aaammmpuuuuuun pak.. Ooooh terus pak.. entotin saya yang kuat paaaaak”.
Batang penis besar itu seakan merobek liang vagina Mufidah dan kedutan penis yang keras itu membuat dinding vaginanya secara elastis ikut berdenyut meremas-remas kontol pak Renggo.
“Ouuuuh.. Aggghh..”
Pak Renggo dibuat mengerang oleh cengkraman vagina Mufidah yang berdenyut-denyut, lelaki tua itu masih tetap mempertahankan ejakulasinya agar jangan meledakan lahar hangat dipertengahan permainan liarnya saat memacu kuda betina yang sedang meringkik nikmat menuju garis finish. Rambut panjang Mufidah dibuat bagaikan tali kekang dan hentakan penis pak Renggo terkadang cepat terkadang perlahan. Saat ayunan penis pak Renggo dibuat perlahan dan lembut Mufidah mengerang, mengejang dan meracau.
“Ooooh… enak… enaaaak pak, terus paaaak saya suka dientot sama kontol besaaaaaar paaaaak”
Dan pantat Mufidah bergoyang erotis mengikuti irama ayunan hujaman penis pak Renggo, tubuhnya menggeletar dan rasa sakit rambutnya yang dijambak oleh pak Renggo bercampur dengan rasa nikmat. Wajah Mufidah menengadah ke langit-langit kamar dengan kedua matanya terpejam, menikmati gesekan penis pak Renggo bagaikan gelombang disamudera.
“Ayooo bu goyang terus!…. Ayo sayangku yang binal goyang terus, teruuuus,”
Dan buah pantat Mufidah dipukuli oleh telapak tangan kasar pak Renggo, rasa sakit bercampur nikmat itu membuat gairah Mufidah semakin menggebu bagai orang kesurupan Mufidah menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama tusukan penis pak Renggo. Tangan kekar pak Renggo tak pernah diam dan dengan gemas diremasnya kedua payudara Mufidah dengan kasar serta ayunan penisnya semakin liar dan cepat, dengan nafas memburu pak Renggo menghujamkan penis besarnya keluar masuk. Mufidah mengerang histeris bagai orang gila, tubuh Mufidah ikut berguncang-guncang akibat hentakan penis pak Renggo yang menyetubuhinya dari arah belakang.
“Aaaaaapuuuuuun pak… Oooooh…”.
Mufidah melolong panjang dengan tubuh berkelojotan, sambil mendekap dan meremas payudara Mufidah. Lalu pak Renggo membisikan sesuatu pada ibu muda itu.
“Ibu suka ya kalau saya entotin?. Ayoo bilang bu.”
“Yaaaa paak… teruuuus… enaaak pak”.
“Nah… artinya ibu sudah jadi isteri yang jalang yang suka kontol. Ayoo jawab… manisku.” Karena didera oleh rasa akan mencapai puncak kenikmatan, Mufidah menjawab sambil merengek.
“Oooooh pak… terus pak… setubuhi saya sesukamu. Aaaaah Ouuuuhggg… saya suka dientot sama bapak”.
Tiba-tiba dengan kuat dan kasar pak Renggo menghujamkan penis besarnya kembali hingga membuat Mufidah menjerit histeris.
“Ouuuuggh… Ampuuuuuuun saya sampai paaaak… enaaaaak pak… teruuuuus pak entot yang kuat”.
Dan tubuh Mufidah menggelosor ambruk ketempat tidur, sementara penis besar pak Renggo masih mengobok-obok didalam vaginanya hingga menyentuh dasar rahimnya, sukma Mufidah serasa terbang ke awang-awang dengan biji mata mendelik dan tubuh berkelojotan Mufidah meresapi.
Mana2 wanita yang mahu seks di malaysia,janda kaya,janda ada anak,anak dara,tidak ada dara,bisa hubungi saya,janji ada tempat,area selangor,
BalasHapusNi no saya 011-14345894
BalasHapusbagus gan artikel nya, sangat membantu dan sangat bermanfaat...
Monggo silakan kunjunggi juga artikel saya di bawah ini :
KUMPULAN STREAMING 18+ TERBARU
- Video SEX Akibat Ranjang Sempit
- Video Mesum Skandal Aku dan Kakak Tiriku
- Video Hot Aku Malu Tapi Mau
- Video Panas Pelacur Kelas Kontrakan
- Video Ngentot Memek Basah
- Video SEX Janda Kembang Muda
- Video Ngentot Perawan Ngemut Kontol Gede
- Video Mesum Aku Ketagihan Selingkuh
- Video Dewasa Jeritan Pembawa Nikmat
- Video Ngemut Tante Neneng Janda Kesepian
- Video SEX Sekretaris Seksi Hot dan Bugil
- Video Mesum Cewek SPG Ready ML Terbaru
- Video Hot Gairah Dua Mantan Kekasih
- Video Panas Memek Lilis yg Sempit
- Video Ngentot Jilbab Toge Narsis Imut
- Video SEX Gadis Berjilbab Adik Iparku
- Video Mesum Tante Meri Mama Temanku
- Video Hot Ngentotin Wanita Setengah Baya
- Video Panas Bercinta Sambil Liat Film BF
- Video Ngentot Bugil Gadis SMA Paling Sensasional
- Video SEX Bercinta Sepanjang Hari Dikamar Kos
- Video Mesum Ngentot Dengan Bantal Guling
- Video Hot Dibalik Jilbab Nurjanah dan Aisyah
- Video Ngentot Servis Cewek Penjaga Apotik
- Video Bugil SPG-SPG CANTIK DARI BANDUNG
- Video Bokep Indo Lokal 2016
- Video Bokep Asia Pijat Urut Terbaru
- Kumpulan Video Bokep Barat Terlengkap
- Kumpulan Video Bokep India Hot
- Kumpulan Cerita Sex Terbaru
- Kumpulan Janda Mesum Telanjang
Ngemut
BalasHapus<=> Kumpulan Bokep Lokal Indonesia :
- Video CHACY LUNA SEKSI POSE DI RANJANG
- Video SIVA APRILIA HOT MODEL ISAP
- Video 5 WANITA HAUS SEX
- Video AKU DAN 3 SEPUPUKU
- Video PESTA SEX ANAK SMP
- Video Hot Lembur Nikmat
- Video TANTE TANTE HAUS SEX
- Video TANTE DESSY YANG HOT
- Video Mbak Yola… Selingkuhanku…
- Video TANTE VIDA YG BINAL HAUS SEX
- Bokep Anak SMU Nakal
- Video TANTE EVI YG HOT
- Video KOMUNITAS TANTE TANTE GIRANG
- Video GADIS TOKET GEDE
- Video Dewasa TANTE – TANTE BUGIL
- Video Bercinta dengan asisten ibuku
- Video TANTE RISKHA YANG GANAS
- Adegan SOFY JANDA BERJILBAB HAUS SEX
- Video Hot Anak Kos Belakang
- Video ENAKNYA NGENTOT DI KELAS SAMPAI LEMAS
- Video Tante Girang Asyik Mandi Bareng Di Bak
- Video Hot Tante Mandi Bareng
- Video Toket Abg Montok bikin Ngaceng
- Video Bokep Indo Lokal 2016
- Video Bokep Asia Pijat Urut Terbaru
- Kumpulan Video Bokep Barat Terlengkap
- Kumpulan Video Bokep India Hot
- Kumpulan Cerita Sex Terbaru
- Kumpulan Janda Mesum Telanjang
Janda
BalasHapusmau main taruhan bola online, aman dan terpercaya. agent sbo ibc maxbet resmi. dengan promo bonus member baru dafftar segera di https://goo.gl/OQKZcJ
Whatsapp : +8498764303
BBM : 7AABD79C
WeChat : fifagol
LINE : fifagol
Bank Support : BCA, MANDIRI, BNI, BRI
Facebook : https://www.facebook.com/fifa.gol.7
atau mau liat gambar sexy abg https://goo.gl/8QSaFv atau tante sexy https://goo.gl/Hm3qfT berita bola pun ada https://goo.gl/ltFSUY yuk berkunjung
Prediksi bola dan berita
Abg Sexy Pamer Oppai
Jablay pamer
Agen terpercaya MAXBET
Agen resmi terpercaya SBO*BET
OBAT BIUS
BalasHapus✔ Obat Tidur
✔ Obat Bius Cair
✔ Obat Bius Hirup
✔ Obat Bius Semprot
✔ Obat Membesarkan Penis
CALL/WA : 082322994900
AYO SEMUA BERMAIN DI TOGEL PELANGI JANGAN LEWATKAN PROMO MENARIK DARI KAMI
BalasHapusHUBUNGI KONTAK KAMI :
BBM : D8E23B5C
WHAT APPS : +85581569708
LINE : togelpelangi
WE CHAT : togelpelangi
LIVE CHAT 24 JAM : WWW-ANGKAPELANGI-NET
SALAM JACKPOT DARI KAMI :)
Pijat sensual khusus wanita/irt ,, dgn pria dewasa 39thn ,, info lanjut add pin sy d0474a94 ,, area bekasi tks
BalasHapusinfo menarik
BalasHapusAgen Slot Terpercaya
BalasHapusAgen Situs Terpercaya
HOBI JUDI BOLA,KASINO, POKER !!!
Dengan Berbagai Promo Menarik lain, Penasaran?? AYO JOIN SEKARANG!!!!
Yuk Gabung Bersama Kami Sekarang Dengan Berbagai Macam Bonus Menarik Seperti:
-Bonus 180% untuk Member Baru
-Bonus 5% setiap hari
-Bonus New Member POker 20%
-Bonus 30%
-Bonus Happy Hour 25%
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
WA : +6281358840484
Facebook : 88CSN
Instagram : 88CSN_official
www.wes88.com